Penerbitan Buku Novel Horor: BATU PUTIH.

KAGHAS.- Deskripsi Buku Novel Batu Putih: Persiapan penerbitan buku novel "Batu Putih" Kisah cerita novel Batu Putih diadaptasi dari cerita lisan masyarakat di Sumatera Selatan tentang adanya hantu penghuni sungai dan danau yang dinamakan, Duguk. Duguk berwujud wanita berambut sangat panjang. Menyerang korban dengan rambutnya, melilit, menarik dan mencekik.
Rambutnya panjang bagaikan hidup menjalar-jalar seperti ular, kuat, tajam dan mematikan. Air adalah kekuatannya dan matahari kelemahannya. Novel ini kategori untuk dewasa dan gabungan horor dan laga. Novel Batu Putih ini pembuka dari novel siries Bumi Pedatuan, yang menghadirkan cerita laga dan budaya masa lalu Nusantara sebelum masuknya pengaru asing. Setelah rilis akan dan episode berkelanjutan namun tidak lagi bertema horor. Berikut ini rincian buku novel berjudul "Batu Putih."
.
Judul Buku Novel: Batu Putih.
Penulis : Joni Apero.
Editor : Sumiati, SE.
Penerbit: PT. Media Apero Fublic.
ISBN : Dalam Pengajuan.
Desain Sampul dan Tata Letak : Medikal Rohim.
Edisi : Cetakan Pertama, November 2022.
Jumlah Halaman: 388 halaman.
Redaksi: Jalan Padat Karya, RT. 02, RW. 01, Kelurahan Talang Jambe, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang-Sumatera Selatan.
Kontak: email redaksi: aftv145@gmail.com Kontak Hp/Wa: 082179992170.
Harga: Rp. 100.000 (satu buku)
Distributor: PT. Media Apero Fublic.
.
Sinopsis.
“Dinda, ini batu putih yang telah menyimpan hati Umak dan Bak. Menyimpan hati dinda dan hati kanda. Sekarang kanda kembalikan, karena tugas kanda telah selesai. Istriku yang Aku cintai selamanya, maafkan Aku. Maafkan Aku. Maafkan Aku.” Ujar Dadantu, air matanya mengalir dari kedua matanya.
“Terimakasih kanda sudah menjaga Batu Putih untukku. Dinda bahagia karena kanda telah menepati janji. Batu Putih ini sudah menjadi milik kita. Tak perlu dikembalikan, Aku pun tak perlu menerima. Gengamlah kuat-kuat dan Aku pun genggam kuat kuat.” Kata Rumpada. Keduanya tersenyum bahagia, mereka bersatu kembali. Rumpada menggenggam erat batu putih di tangan Dadantu. Lalu keduanya mengucapkan syair yang dulu mereka lantunkan bersama.
Batu putih batu hatiku.
Batu tempat meyimpan diriku dan dirimu.
Tidak perlu kau kembalikan.
Aku pun tak perlu menerima.
Cukup gegam erat dan kuat-kuat.
Sebagaimana janjimu dahulu.
Batu Putih batu hatiku.
Tanda cinta-kasihku dan dirimu.
Setelah itu, tubuh Rumpada tidak ada lagi daya. Lalu perlahan tubuhnya membungkuk dan menempel di dada Dadantu. Begitu juga Dadantu, tubuh keduanya lunglai tanpa daya sedikit pun.
Sy. Apero Fublic